Pekanbaru, 17 Oktober 2025 — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, melalui Program Magister dan Doktor Pendidikan Agama Islam, kembali menyelenggarakan webinar ilmiah dengan tema “Teori-Teori Ilmu Sosial.” Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid melalui platform Zoom Meeting dan diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa pascasarjana, peneliti, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. Acara ini menjadi wadah ilmiah untuk memperdalam pemahaman tentang teori-teori ilmu sosial dan relevansinya terhadap pengembangan pendidikan agama Islam di era modern.

Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Pascasarjana UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. Helmiati, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa ilmu sosial memiliki peran penting dalam memperkuat pendekatan multidisipliner di dunia akademik Islam. Pendidikan agama Islam tidak dapat berdiri sendiri tanpa memahami dimensi sosial, budaya, dan psikologis masyarakat. Oleh karena itu, penguasaan teori-teori ilmu sosial menjadi sangat krusial agar para akademisi dan peneliti dapat mengkaji fenomena keagamaan dengan perspektif yang komprehensif dan ilmiah.

Lebih lanjut, Prof. Helmiati menyampaikan bahwa di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, pendidikan agama Islam harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan realitas sosial. Menurutnya, teori-teori ilmu sosial seperti teori fungsionalisme, konflik, interaksionisme simbolik, dan konstruktivisme sosial dapat menjadi alat analisis yang kuat untuk memahami perubahan perilaku, struktur sosial, dan pola kehidupan masyarakat Muslim. Dengan demikian, pemahaman terhadap teori-teori tersebut tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga memiliki nilai praktis dalam pembangunan umat dan bangsa.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber tunggal, yaitu Prof. Dr. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, yang dikenal luas sebagai akademisi dan pemikir dalam bidang sosiologi agama. Dalam paparannya yang berjudul “ Teori-Teori Ilmu Sosial dalam Kajian Islam ,” beliau menjelaskan bahwa teori sosial adalah jembatan untuk memahami interaksi antara agama dan masyarakat. Ilmu sosial memberikan perangkat analisis yang membantu peneliti Islam memahami fenomena keagamaan secara rasional, terukur, dan kontekstual.

Prof. Masdar Hilmy menegaskan bahwa urgensi teori sosial dalam pendidikan Islam terletak pada kemampuannya mengurai realitas umat yang kompleks. Dalam konteks ini, teori-teori sosial membantu para akademisi melihat agama tidak hanya sebagai doktrin, tetapi juga sebagai praktik sosial yang hidup di tengah masyarakat. Namun, beliau juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi, yaitu kecenderungan sebagian kalangan yang masih memandang ilmu sosial dengan kecurigaan karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai normatif agama. Padahal, bila dipahami secara kritis dan selektif, teori sosial justru dapat memperkaya cara pandang terhadap Islam dan kehidupan sosial umatnya.

 

Selain urgensi dan tantangan, Prof. Masdar juga menyoroti peluang besar bagi pengembangan pendidikan Islam melalui pendekatan sosial. Menurutnya, dengan memahami teori sosial, para peneliti dapat menafsirkan dinamika sosial secara lebih objektif, termasuk isu-isu seperti radikalisme, moderasi beragama, kemiskinan, dan pendidikan karakter. Hal ini dapat mendorong lahirnya kebijakan pendidikan yang lebih humanis dan solutif. Meski demikian, beliau juga mengingatkan adanya ancaman epistemologis, yakni ketika teori sosial digunakan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai Islam sehingga berpotensi menimbulkan reduksi terhadap makna spiritualitas agama.

Sesi webinar yang berlangsung selama tiga jam ini dipandu dengan baik oleh moderator Dr. Rodi Wahyudi, M.A., dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Diskusi berjalan interaktif, dengan berbagai pertanyaan dari peserta yang menyinggung relevansi teori sosial dalam riset-riset keislaman dan pendidikan. Prof. Masdar Hilmy menjawab setiap pertanyaan dengan argumentasi akademik yang tajam dan bernas, menekankan bahwa ilmu sosial dan Islam bukanlah dua entitas yang berlawanan, melainkan dapat saling melengkapi dalam memahami manusia dan masyarakat secara holistik.

Menutup kegiatan, Prof. Dr. Helmiati, M.Ag menyampaikan apresiasi kepada narasumber, moderator, dan seluruh peserta. Beliau menegaskan bahwa webinar ini menjadi momentum penting bagi civitas akademika UIN Sultan Syarif Kasim Riau untuk memperluas wawasan keilmuan dan memperdalam sinergi antara teori sosial dan pendidikan Islam. Dengan memahami dan mengaplikasikan teori-teori sosial secara bijak, para pendidik dan peneliti diharapkan mampu menghadirkan model pendidikan Islam yang lebih adaptif, relevan, dan berdaya saing di tengah perubahan sosial global yang terus berkembang.

 

Leave a Reply